I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang pada saat ini masih menjadi primadona perkebunan di Indonesia khususnya di Provinsi Riau. Ada beberapa alasan kenapa Pemerintah Daerah Riau mengutamakan kelapa sawit sebagai komoditas utama, antara lain: Pertama, dari segi fisik dan lingkungan keadaan Derah Riau memungkinkan dikembangkan perkebunan kelapa sawit. Kondisi Daerah Riau yang relatif datar akan memudahkan dalam pengelolaan dan dapat menekan biaya produksi; Kedua, kondisi tanah yang memungkinkan untuk ditanam kelapa sawit akan membuat produksi lebih tinggi dibandingkan daerah lain; Ketiga, dari segi pemasaran hasil produksi Daerah Riau mempunyai keuntungan, karena letaknya yang strategis dengan pasar internasional yaitu Singapura; Keempat, Daerah Riau merupakan daerah pengembangan Indonesia Bagian Barat dengan dibukanya kerjasama IMS-GT dan IMT-GT, tentu saja akan membuka peluang pasar yang lebih menguntungkan; dan kelima, berdasarkan hasil yang telah dicapai menunjukkan bahwa kelapa sawit memberikan pendapatan yang lebih tinggi kepada petani dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lainnya (Syahza, 2002).
Perkembangan luas areal kebun kelapa sawit di Riau selama periode tahun 2002-2006 sebesar 3,9% per tahun, yakni pada tahun 2002 seluas 1.312.661 ha menjadi 1.530.150 ha pada tahun 2006. Sementara perkembangan luas kebun karet dan kelapa pada periode yang sama justru turun yaitu kelapa 3,25% dan karet 1,67%. Ini memperlihatkan terjadinya alih fungsi lahan dari kebun karet dan kelapa menjadi kebun kelapa sawit. Beralihnya petani dari usahatani karet dan kelapa menjadi kelapa sawit lebih disebabkan karena kelapa sawit mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan usahatani lainnya (Syahza, 2009)
Dikabupaten Kampar, komoditi kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan yang dominan yang merupakan perkebunan utama di miliki oleh setiap masyarakat. Hal ini dapat di lihat dari peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar setiap tahunnya mengalami peningkatan. Perbandingan perkembangan luas areal perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar dapat di lihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan Luas Perkebunan Kelapa Sawit Kabupaten Kampar Dari Tahun 2005 S/D 2009.
NO | Jenis Usaha | Tahun | |||||||||
2005 | 2006 | 2007 | 2008 | 2009 | |||||||
Luas (ha) | Produksi | Luas (ha) | Produksi | Luas (ha) | Produksi | Luas (ha) | Produksi | Luas (ha) | Produksi | ||
1 | Rakyat | 220,768 | 430,892 | 228,872 | 444,642 | 239,283 | 606,542 | 259,176 | 513,793 | 263,849 | 1,850,636 |
2 | PBN | 33,915 | 149,873 | 33,915 | 149,873 | 33,915 | 157,286 | 33,915 | 157,286 | 33,915 | 529,885 |
3 | PBS | 114,532 | 481,871 | 115,982 | 481,871 | 125,173 | 489,831 | 125,173 | 646,678 | 133,634 | 2,222,201 |
| Jumlah | 369,215 | 1,062,636 | 378,769 | 1,076,386 | 398,371 | 1,253,659 | 418,264 | 1,317,757 | 431,398 | 4,592,722 |
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar, 2009 |
Pembangunan perkebunan kelapa sawit mempunyai dampak ganda terhadap ekonomi wilayah, terutama sekali dalam menciptakan kesempatan dan peluang kerja. Pembangunan perkebunan kelapa sawit ini telah memberikan tetesan manfaat (trickle down effect), sehingga dapat memperluas daya penyebaran (power of dispersion) pada masyarakat sekitarnya. Semakin berkembangnya perkebunan kelapa sawit, semakin terasa dampaknya terhadap tenaga kerja yang bekerja pada sektor perkebunan dan sektor turunannya. Dampak tersebut dapat dilihat dari peningkatan pendapatan masyarakat petani, sehingga meningkatnya daya beli masyarakat pedesaan, baik untuk kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder (Syahza, 2004 dalam Syahza, 2003a).
Pembangunan perkebunan khususnya kelapa sawit di Daerah Riau telah membawa dampak ekonomi terhadap masyarakat, baik masyarakat yang terlibat dengan aktivitas perkebunan maupun terhadap masyarakat sekitarnya. Dari hasil penelitian Almasdi Syahza (2009) menjelaskan bahwa pembangunan perkebunan kelapa sawit di Riau dapat mengurangi ketimpangan pendapatan antar golongan masyarakat dan mengurangi ketimpangan ekonomi antar kabupaten/kota; dapat menciptakan multiplier effect dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan; dan ekspor produk turunan kelapa sawit (CPO) dapat merangsang pertumbuhan ekonomi daerah Riau. Tingkat kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat pedesaan telah membawa dampak berkembangnya perkebunan di daerah, khususnya kelapa sawit dan karet. Pembangunan perkebunan ini sekarang lebih banyak dilakukan oleh masyarakat secara swadaya.
Dengan adanya perkembangan sektor perkebunan di kabupaten Kampar dapat memicu berdirinya pabrik - pengolahan kelapa sawit . Pembangunan sektor industri pada tahapan tertentu akan membuat peluang pengembangan agribisnis yang cukup besar, serta memproduksi berbagai bahan mentah berupa komoditas perkebunan, hortikultura, peternakan dan perikanan serta peluang pasar yang baik dalam negeri maupun luar negeri. Peluang - peluang agribisnis yang tercipta akan menimbulkan stimulan terhadap investasi di bidang agribisnis, yang diikuti dengan berdirinya perusahan-perusahaan yang bergerak dibidang ini. Keberadaan pabrik kelapa sawit di kabupaten Kampar dapat di lihat pada lampiran 1.
Dari lampiran 1 tersebut dapat kita lihat di Kecamatan Tapung Hulu banyak terdapat pabrik kelapa sawit, hingga saat ini pabrik kelapa sawit yang berada di daerah tersebut berjumlah 18 pabrik. PKS di Kecamatan Tapung berjumlah 7, PKS di Kecamatan Tapung hulu 7, dan di kecamatan Tapung Hilir terdapat 4 PKS. Keberadaan pabrik kelapa sawit di daerah tersebut pasti memberikan dampak positif dan negatif terhadap masyarakat di sekitar industri pabrik kelapa sawit tersebut.
Aktivitas pembangunan perkebunan kelapa sawit yang melibatkan banyak tenaga kerja dan investasi yang relatif besar untuk industri hilirnya, diperkirakan secara positif merangsang, menumbuhkan dan menciptakan lapangan kerja serta lapangan berusaha. Melalui kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan selama proses kegiatan perkebunan kelapa sawit dan pembangunan industri hilirnya akan mempunyai keterkaitan ke belakang (backward linkages). Selain itu perkembangan pabrik kelapa sawit memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap lingkungan di sekitar pabrik pengolahan kelapa sawit.
Berdasarkan hal-hal diataslah penulis akan melaksanakan penelitian untuk mengetahui dampak berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit baik dari segi dampak positif maupun negatif dari berdirinya pabrik kelapa sawit tersebut. Oleh sebab itu, penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Dampak Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit ( PKS ) Terhadap Masyarakat Di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar“.
1.2. Perumusan Masalah
Berdirinya perusahaan - perusahaan di suatu daerah tertentu akan berpengaruh secara makro terhadap kondisi perekonomian nasional serta memiliki dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar perusahan - perusahan itu didirikan. Pembangunan perkebunan dan pabrik kelapa sawit salah satu dampak positifnya akan menimbulkan peluang usaha yang melibatkan banyak tenaga kerja sehingga berpeluang menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar pabrik. Di samping adanya dampak positif keberadaan pabrik kelapa sawit juga dapat menimbulkan dampak negatif yang di timbulkan di lingkungan sekitar pabrik. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah yang di ambil dalam penelitian ini adalah mengetahui dampak pembagunan pabrik kelapa sawit ( PKS ) terhadap masyarakat sekitar pabrik pengolahan kelapa sawit.
1.3. Tujuan Dan Manfaat penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui dampak positif dari kegiatan PKS di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar.
2. Untuk mengetahui dampak negatif dari kegiatan PKS di Kecamatan Tapung Hulu.
3. Untuk mencari solusi mengatasi dampak negatif berdirinya PKS.
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan gambaran tentang dampak keberadaan pabrik kelapa sawit terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar pabrik pengolahan kelapa sawit.
2. Mencari alternatif pemecahan masalah dari dampak negatif berdirinya PKS.
3. Perhatian pemerintah dan peran serta dalam mengambil kebijakan pendirian PKS.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pabrik Kelapa Sawit
Sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit diwajibkan mempunyai kebun kelapa sawit yang dapat memenuhi minimal 20 persen dari kebutuhan bahan baku. Pabrik ini biasanya terletak di dekat atau di dalam areal perkebunan (Fauidyastuti, dkk. 2006). Keberadaan pabrik pegolahan kelapa sawit pasti akan memberikan pengaruh bagi suatu masyarakat yang bermukim di sekitar pabrik tersebut. Pengaruh tersebut dapat di rasakan dari segi terbukanya suatu daerah sebagai suatu bagian dari terbukanya sarana transportasi dan memberikan dampak terhadap kondisi sosial ekonomi terhadap masyarakat sekitar pengolahan kelapa sawit.
Keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit akan memberi pengaruh baik dari aspek ekonomi maupun sosial budaya. Dengan adanya PKS di suatu daerah menjadi cepat berkembang karena arus transportasi menjadi lancar, adanya pembangunan fasilitas umum, sarana pendidikan, kesejahtraan meningkat sehingga menentukan status keluarga masyarakat sekitar pabrik. Selain itu juga pengaruh terhadap kondisi ekonomi yang terjadi pada individu atau pada keluarga petani yang berada di sekitar pabrik pengolahan kelapa sawit. Pengaruh yang di timbulkan bisa meliputi pendapatan kepala keluarga, perubahan jenis usahatani dan tingkat kesejahtraan keluarga. Pengaruh yang di timbulkan secara eksternalitas dari keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit adalah pengaruh yang di timbulkan pada individu atau keluarga yang sebenarnya tidak memanfaatkan keberadaan pabrik tersebut secara langsung (Fahlepi, 2008).
Keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit sebagai suatu organisasi dalam lingkungan masyarakat akan memberikan beberapa pengaruh terhadap lingkunganya. Pengaruh yang di timbulkanya ini bersifat positif atau negatif. Pengaruh tersebut menurut tersebut menurut Jatmiko dalam (Kurniawan, 2007) di antaranya :
1. Fasilitas fisik, berhubungan dengan masalah kebutuhan fasilitas fisik perusahaan atau organisasi.
2. Produktifitas, Merupakan rasio relatif total output terhadap total input atau tingkat barang/jasa yang di hasilkan oleh suatu organisasi relatif terhadap sumberdaya yang digunakan organisasi dalam proses produksi.
3. Sumberdaya manusia, berhubungan dengan aset sumberdaya manusia suatu organisasi.
4. Tanggung jawab sosial, berhubungan dengan masalah komitmen perusahaan atau organisasi terhadap masalah sosial dan lingkungan sekitarnya.
2.2. Pemasaran
Menurut (Firdaus, 2008) pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus di lakukan oleh para pengusaha termasuk pengusaha tani dalam usahanya dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk mendapatkan laba dan untuk berkembang. Berhasil atau tidaknya usaha tersebut sangat tergantung pada keahliannya di bidang pemasaran, produksi, keuangan dan sumberdaya manusia
Keahlian di bidang pemasaran harus di mulai dengan pengertian yang benar tentang pemasaran. Berikut ini di sajikan tiga pendapat tentang pemasaran (marketing).
1. Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan - kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (William J. Stanton,1978).
2. Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan dunia usaha yang mengakibatkan aliran barang dan jasa dari produsen ke para konsumen (The American Marketing Association)
3. Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Phillip Kotler, 1995)
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut berarti pemasaran terdiri dari tindakan - tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa yang menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang - barang ke tempat di mana mereka di butuhkan. Sedangkan aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual.
Ada lima konsep pemasaran yang mendasari cara perusahaan melakukan kegiatan pemasarannya.
1. Konsep berwawasan produksi
2. Konsep berwawasan produk
3. Konsep berwawasan penjualan
4. Konsep berwawasan pemasaran.
5. Konsep berwawasan pemasaran bermasyarakat
Pemasaran agribisnis diawali dengan penyaluran sarana produksi pertanian, diteruskan dengan produk bahan mentah pada tingkat pengusaha tani,dan mencapai puncak dengan produk akhir yang di inginkan pada tingkat konsumen. Pada proses tersebut terjadi perubahan menjadi produk yang di inginkan konsumen, yang sering di sebut sebagai penambahan kegunaan (utility). Ada empat jenis kegunaan yaitu :
1) Guna karena bentuk ( form utility )
2) Guna karena waktu ( time utility )
3) Guna karena tempat ( place utility )
4) Guna karena hak milik ( posession utility )
Menurut(Drucker, dalam Firdaus, 2008) pentingnya pemasaran sebagai berikut:
a) Dalam bisnis hanya ada dua fungsi penting, yaitu pemasaran dan inovasi, di luar itu semua adalah biaya.
b) Pemasaran pada negara - negara baru berkembang merupakan bagian “terbelakang“ perekonomian yang bersangkutan. Akibatnya, negara - negara tersebut tidak dapat menggunakan sumber - sumber mereka secara efektif.
c) Perkembangan sistem pemasaran pada negara - negara yang baru berkembang dengan sendirinya dapat mengubah keadaan ekonomi negara yang bersangkutan tanpa harus melakukan perubahan dalam bidang produksi, distribusi penduduk, ataupun distribusi pendapatan.
Sasaran akhir dalam setiap usaha pemasaran adalah untuk menempatkan produk ke tangan konsumen. Untuk itu perlu adanya pelaksanaan fungsi suatu pemasaran yang baik. Fungsi – fungsi tersebut adalah :
1) Fungsi pertukaran ( exchange function ) terdiri dari :
a) Fungsi pembelian
b) Fungsi penjualan
2) Fungsi fisis ( function of physical supply ), meliputi :
a) Pengangkutan
b) Penyimpanan penggudangan
c) Pemrosesan
3) Fungsi penyediaan sarana ( The facilitating function ) meliputi :
a) Informasi pasar ( market information )
b) Penanggungan resiko ( risk taking )
c) Pengumpulan ( collection )
d) Komunikasi ( communication )
e) Standardisasi ( standardization ) dan penyortiran ( grading )
f) Pembiayaan( financing )
Menurut (Soekartawi, 2002) beberapa masalah pemasaran pertanian yang banyak di temukan di negara - negara sedang berkembang pada umumnya, dan di Indonesia pada khususnya adalah, antara lain sebagai berikut :
a) Tidak tersedianya komoditas pertanian yang cukup dan kontinu. Padahal untuk kegiatan industri bahan baku dari pertanian tersebut di perlukan secara terus menerus mengingat kegiatan industri tidak mengenal musiman.
b) Harga komoditi yang sering berfluktuasi secara tajam, yang bukan saja berpengaruh terhadap kestabilan pendapatan produsen dari tigkat konsumsi masyarakat, tetapi juga keadaan seperti ini akan memperbesar resiko pemasaran.
c) Tidak efisiennya pelaku pasar dalam melakukan kegiatan. Misalnya, pedagang perantara (tengkulak) berfungsi pula sebagai pedagang pengumpul Ketidak jelasan tugas yang menjadi tanggung jawab lembaga pemasaran akan menjadkan mekanisme pemasaran tidak efisien.
d) Tidak memadainya fasilitas, misalnya sistem transportasi, gudang, tempat komoditi pertanian di pasarkan dan lain - lain.
e) Lokasi produsen dan konsumen yang terpencar juga menjadi masalah.
f) Kurang lengkapnya informasi pasar. Walaupun informasi pasar itu ada, belum di manfaatkan dengan baik karena pelaku pasar bertindak secara subsistem (rutin) sehingga apapun yang terjadi di luar kebiasaan yang mereka lakukan di anggap kurang penting.
g) Kurangya pengetahuan terhadap pemasaran di sebabkan karena lemahnya penguasaan aspek - aspek manjemen.
h) Kurangnya modal, sehingga investasi dalam kegiatan pemasaran menjadi lemah.
i) Kurangnya respon dari produsen terhadap permintaan pasar.
j) Tidak memadainya peraturan peraturan yang ada, sehingga mekanisme pasar menjadi tidak eisien.
Setiap pemasaran produk - produk pertanian selalu tiak lepas dari masalah - masalah dari pemasaranya tersebut. Untuk mengatasi masalah - masalah tersebut di perlukan aspek manajemen pemasran yang baik, artinya kalau fungsi - fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi) di jalankan dengan baik, maka masalah tersebut dapat di kurangi.
2.3. Pemasaran Kelapa Sawit
Dilihat dari pengusahaanya, perkebunan kelapa sawit di Indonesia ada tiga, yaitu perkebunan rakyat, Perkebunan Besar Negara (PBN) dan perkebunan besar swasta (PBS). Dari ketiga jenis perkebunan tersebut tentu memiliki pola pemasaran produk kelapa sawit yang berbeda pula. Berikut ini di jelaskan pola pemasaran dari ketiga jenis tersebut:
Gambar 1. Pola pemasaran produk kelapa sawit
Pola 1.
Pola 2.
Pola 3.
Panjangnya rantai Pemasaran TBS pada perkebunan rakyat, menyebabkan tingkat keuntungan yang di peroleh petani relatif kecil. Oleh karena itu, di perlukan upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dengan melakukan pembinaan dan memperpendek pemasaran. Pemerintah dalam hal ini melakukan pengaturan fungsi masing - masing pelaku pemasaran dengan di sertai pengaturan margin pemasaran yang menguntungkan masing - masing pelaku. Pemerintah sebaiknya menetapkan margin pemasaran yang harus di terima petani minimal 70 % dari harga di pelabuhan eksportir.
Pemasaran produk kelapa sawit pada Perkebunan Besar Negara (PBN) di lakukan secara bersama melalui Kantor Pemasaran Bersama (KPB), sedangkan untuk Perkebunan Besar Swasta (PBS), pemasaran produk kelapa sawit di lakukan oleh masing - masing perusahaan. Pada umumnya perusahaan besar baik Negara maupun swasta menjual produk kelapa sawit dalam bentuk olahan yaitu minyak sawit mentah (CPO) dan minyak inti sawit (PKO). Penjualan langsung kepada eksportir ataupun ke pedagang/industri dalam negeri (Fauidyastuti, 2006).
2.4. Dampak Sosial Ekonomi
Pembangunan Suatu proyek sejak di dalam pembangunan sudah bertujuan untuk meningkatkan sosial ekonomi, sehingga secara teoritis dampak setiap proyek haruslah positif bagi masyarakat setempat, propinsi, nasional maupun internasional. Kenyataan yang kita jumpai tidaklah selalu demikian. Masyarakat tingkat propinsi dan nasional mendapatkan dampak positif tetapi masyarakat setempat tidak mendapat atau sedikit sekali dampak positifnya (Suratmo, 1998).
Lebih lanjut Suratmo (1998) menjelaskan bahwa masyarakat setempat bahkan akan menerima dampak negatif secara tidak langsung dari dampak negatif fisika - kimia, biologi dan budaya. Maka secara keseluruhan dampak sosial ekonomi sering menjadi negatif. Itulah sebabnya dalam pengendalian dampak suatu proyek dampak negatif pada fisika - kimia, biologi dan sosial budaya di hindari atau di kurangi dan dampak sosial ekonomi harus di usahakan mencari cara untuk meningkatkannya sehingga dampak sosial ekonomi secara keseluruhan dapat berbentuk positif yang besar.
Penetapan komponen - komponen sosial ekonomi yang selalu di anggap kritis khususnya untuk negara berkembang adalah :
a) Penyerapan tenaga kerja
b) Berkembangnya struktur ekonomi
c) Peningkatan pendapatan masyarakat
d) Perubahan lapangan pekerjaan
e) Kesehatan masyarakat
f) Bentuk komponen kritis lain yaitu sumber daya apa yang sangat langka dan sangat dibutuhkan masyarakat
Menurut (Soekanto, 2005) Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur - unsur yang mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur geografis, biologis, ekonomis atau kebudayaan. Perubahan struktur sosial menunjuk pada perubahan yang terjadi pada jaringan hubungan sosial yang persisten, dimana interaksi antara perorangan/individu telah menjadi rutinitas.
Definisi lain dari Selo Soemardjan, perubahan sosial merupakan perubahan - perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai – nilai, sikap dan pola prilaku di antara kelompok - kelompok dalam mayarakat. Struktur sosial dapat juga dipahami sebagai peranan, kelompok, organisasi, kelembagaan dan perkumpulan sosial yang bersifat persisten. Perubahan kebudayaan yang menyertai perubahan struktur sosial menunjuk pada perubahan cara hidup berpikir yang dilakukan bersama-sama, termasuk di dalamnya sistem simbol dan bahasa, kepercayaan, dan nilai, dan teknologi; mulai dari teknologi yang bersifat umum sampai yang rumit, dan budaya material.
Industrialisasi yang disertai dengan teknologi semakin memperkuat perubahan-perubahan dalam masyarakat. Soerjono Soekanto (1987) mengemukakan: “proses industrialisasi pada masyarakat yang agraris merupakan perubahan yang membawa pengaruh yang besar pada masyarakat.Berbagai lembaga - lembaga kemasyarakatan akan terpengaruh, misalnya hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan-hubungan keluarga, stratifikasi masyarakat dan keluarga.”
Perkembangan masyarakat dalam lingkungan industri, ternyata tidak seiring dengan perkembangan industri itu sendiri. Teknologi dan infrastruktur lainnya yang dikembangkan dalam industri tidak diikuti dengan perkembangan mental bekerja dari para pekerja, terutama dari penduduk lokal. Sehingga tuntutan pekerjaan pada industri tidak dapat diikuti oleh pekerja. Dalam hal ini, kesenjangan kebudayaan terjadi pada masyarakat agraris yang beralih dengan ke dalam industri. Meskipun tuntutan industri terhadap pekerja cukup tinggi, industri tetap memiliki daya tarik yang tinggi pula dibandingkan dengan bekerja di sektor pertanian, terutama jam kerja yang pasti serta upah yang dapat diperoleh dengan cepat dan teratur. Pemanfaatan tenaga kerja lokal oleh industri akan berpengaruh kepada aktifitas kerja yang sudah ada di daerah sekitarnya.
2.5. Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan diartikan sebagai perubahan kondisi maupun fungsi dari suatu komponen lingkungan hidup akibat keberlangsungan suatu komponen kegiatan. Perhatian khusus tentu perlu diberikan terhadap dampak-dampak yang menyebabkan perubahan berarti. Kegiatan pembangunan perkebunan kelapa sawit yang dapat berpengaruh terhadap besaran dan sifat dampak antara lain adalah perolehan dan pembukaan lahan, lokasi dan luas lahan perkebunan kelapa sawit yang besar dengan tanaman yang seragam (monokultur), serta konstruksi dan operasi pabrik pengolahan buah kelapa sawit. Sedangkan rona lingkungan yang turut terpengaruh antara lain adalah kondisi ekosistem, hidrologi, bentang alam, dan sikap penduduk yang tinggal di wilayah sekitar perkebunan (Suratmo, 1998 ).
. Polusi udara adalah terjadinya pencemaran yang akan mengakibatkan menurunya kualitas lingkungan dan terganggunya kesehatan serta ketenangan hidup mahluk hidup. Terjadinya polusi atau pencemaran lingkungan umunya terjadi akibat kemajuan teknologi dalam usaha meningkatkan kesejahtaarn hidup. Misalnya pencemaran air, udara, dan tanah yang akan menyebabkan merosotnya kualitas air, udara, dan tanah. Sebagai akibatnya akan terjadi banyak hal - hal yang merugikan dan mengancam kelestarian lingkungan.
Menurut (Supardi, 2003) unsur unsur penyebab polutan dapat di golongkan kedalam dua hal :
a) Yang bersifat kualitatif
Yaitu terdiri dari unsure - unsur yang secara alamiah telah terdapat di dalam alam tetapi jumlahnya bertambah sedemikian banyaknya sehingga mengadakan pencemaran lingkungan. Hal ini bisa terjadi akibat bencana alam, perbuatan manusia dan lain - lain. Contoh polutan misalnya unsur karbon, nitrogen, fosfor, dan lain - lain.
b) Yang bersifat kuantitatif
Terjadi dari unsur - unsur yang terjadi akibat berlangsungnya persenyawaan yang di buat secara sintesus seperti : pestisida, detergen, dan lain - lain.
Umumnya polusi lingkungan di tujukan kepada faktor - faktor fisik seperti polusi udara, radiasi, suhu, penerangan, dan faktor - faktor kimia melalui debu, uap, gas, larutan, awan, kabut, sosial ekonomi dan kultural seperti kemisknan, kurangya kesempatan kerja, gangguan keamanan, ketidak stabilan politik, aliran - aliran yang bersifat eksterm, mental psikologis seperti hubungan yang tidak baik antara sesama mahluk sosial dan biologis melalui berberapa penyakit menular oleh jasad renik seperti kolera, tifus, demam berdarah dan lain - lain derajatnya semakin besar hingga merupakan gangguan bagi lingkungan (Supardi, 2003).
Polusi air merupakan penyimpangan sifat - sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurnianya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi. Ciri – ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung dari jenis air dan polutanya atau komponen yang mengakibatkan polusi. Menurut (Srikandi Fardiaz, 1992 dalam supardi, 2003) Polutan air di kelompokkan atas 9 kelompok berdasarkan perbedaan sifat - sifatnya sebagai berikut :
a. Padatan
b. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen
c. Mikro organisme
d. Komponen organik sintetik
e. Nutrient tanaman
f. Minyak
g. Senyawa anorganik dan mineral
h. Bahan radioaktif
i. Panas
Pencemaran tanah merupakan perbuatan yang berlaku kepada sesuatu kawasan sehingga terjadinya pertukaran warna, dan kesuburan. Pencemaran ini di sebabkan oleh bahan buangan berbentuk air atau pejal. Bahan pencemar ini terdiri dari pencemar organik, kimia atau fisik. Puncak - puncak Berlakunya pencemaran ini adalah :
a. Pembuangan bahan - bahan dari kilang seperti minyak, sisa toksik dan sisa - sisa kilang.
b. Pembuangan sampah merata juga menyumbang kearah pencemaran.
c. Penggunaan racun serangga secara berlebih - lebihan.
Pencemaran tanah juga memberikan kesan atas aktivitas harian manusia. Jika hampir semua tempat telah di cemari, manusia sudah tidak berpeluang untuk melihat keindahan alam. Tanah yang telah dicemari tersebut tidak baik lagi di gunakan untuk bercocok tanam karena tanah tersebut telah mengalami kerusakan.
2.6. Perizinan Usaha Perkebunan Dan PKS
Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar, untuk memperoleh izin usaha pendirian perkebunan (IUP-B) Perusahaan perkebunan mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali kota atau gubernur dengan di lengkapi persyaratan sebagai berikut:
a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya yang terakhir.
b. Nomor pokok wajib pajak.
c. Surat keterangan domisili.
d. Rekomendasi kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dari bupati/wali kota (untuk IUP-B) yang diterbitkan oleh gubernur).
e. Rekomendasi kesesuaian dengan rencana makro pembangunan perkebunan provinsi dari gubernur (untuk IUP-B yang diterbitkan oleh bupati/walikota).
f. Izin lokasi dari bupati/wali kota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi dengan skala: 1 : 100.000 atau 1 : 50.000
g. Pertimbangan teknis ketersediaan lahan dari instansi kehutanan (apabila areal berasal dari kawasan hutan).
h. Rencana kerja pembangunan perkebunan.
i. Hasil analisa mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL), atau upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantau lingkungan hidup (UPL) sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.
j. Pernyataan kesanggupan memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT)
k. Pernyataan kesanggupan memiliki sarana, prasarana dan sistem untuk melakukan pembukaan lahan tanpa pembakaran serta pengendalian kebakaran.
l. Pernyataan kesediaan membangun kebun untuk masyarakat sesuai pasal 11 yang dilengkapi dengan rencana kerjanya.
m. Pernyataan kesediaan untuk melakukan kemitraan.
Syarat Pendirian pabrik kelapa sawit yaitu :
Untuk memperoleh izin usaha pendirian pabrik (IUP-P) Perusahaan perkebunan mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/wali kota atau gubernur dengan di lengkapi persyaratan sebagai berikut:
a. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya yang terakhir.
b. Nomor pokok wajib pajak.
c. Surat keterangan domisili.
d. Rekomendasi kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dari bupati/wali kota (untuk IUP-P) yang diterbitkan oleh gubernur).
e. Rekomendasi kesesuaian dengan rencana makro pembangunan perkebunan provinsi dari gubernur (untuk IUP-P yang diterbitkan oleh bupati/walikota).
f. Izin lokasi dari bupati/wali kota yang dilengkapi dengan peta calon lokasi dengan skala: 1 : 100.000 atau 1 : 50.000.
g. Rekomendasi lokasi dari pemerintah daerah lokasi unit pengolahan.
h. Jaminan pasokan bahan baku yang diketahui oleh bupati/walikota.
i. Rencana kerja pembangunan unit pengolahan hasil perkebunan.
j. Hasil analisa mengenai dampak lingkungan hidup (AMDAL), atau upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantau lingkungan hidup (UPL) sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.
k. Pernyataan kesediaan untuk melakukan kemitraan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar. Pemilihan lokasi di dasarkan atas pertimbangan bahwa dikabupaten Kampar merupakan kabupaten di Riau yang mempunyai 29 (dua puluh Sembilan) pabrik pengolahan kelapa sawit yang menyebar di setiap kecamatan dengan berbagai kapasitas kerja mesin olahan pabrik. Kecamatan Tapung Hulu merupakan suatu kecamatan yang banyak terdapat pabrik kelapa sawit di bandingkan kecamatan lain di kabupaten Kampar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Juli 2011, dengan tahapan yang di mulai dari penyusunan proposal, pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian.
3.2. Metoda Pengambilan Sampel Data
Penarikan sampel di lakukan secara sengaja dengan cara purposive sampling. Populasi penelitian ini adalah petani yang memiliki perkebunan kelapa sawit dan tinggal di sekitar pabrik pengolahan kelapa sawit. Data yang di gunakan dalam studi ini adalah data primer dan data sekunder. Dara primer di peroleh melalui observasi dan wawancara dengan kuisioner yang di tujukan pada semua responden meliputi : identitas responden (umur, tingkat pendidikan formal, kondisi kesehatan keluarga, jenis usaha, serta pendapatan sebelum dan sesudah adanya pabrik pengolahan kelapa sawit di lingkungan tinggalnya, baik hal positif maupun hal yang di anggap negatif.
Sedangkan data sekunder di peroleh dari instansi pemerintah kabupaten yaitu : Dinas Perkebunan, BPS, Dinas kesehatan , berupa : Jumlah pabrik, luas lahan perkebunan, produksi hasil perkebunan, demografi kabupaten (keadaan umum daerah, keadaan penduduk, sarana dan prasarana).
3.3. Analisis Data
3.3.1. Kondisi Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat
Data yang di analisis secara kualitatif untuk melihat kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat. Adapun kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat yang ingin di lihat adalah kemampuan untuk melanjutkan pendidikan anak - anak responden setelah adanya PKS meliputi tingkat pendidikan, sekolah yang diminati. Kondisi tempat tinggal responden yang meliputi : lantai, dinding, atap rumah, serta peralatan rumah tangga yang di miliki. Sumber air minum sebelum dan sesudah adanya PKS, tingkat pendapatan responden, kesempatan kerja yang di peroleh masyarakat setelah adanya PKS, tingkat kesehatan masyarakat setelah adanya PKS, dan perubahan sosial budaya masyarakat di sekitar PKS.
3.3.2. Permasalahan Lingkungan
Data yang di peroleh di analisa secara kualitatif untuk melihat kondisi lingkungan sosial masyarakat. Adapun kondisi sosial masyarakat yang ingin di lihat adalah pencemaran lingkungan akibat dari keberadaan PKS meliputi: pencemaran udara, pencemaran air serta pencemaran suara dan indikator yang menunjukkan terjadinya pencemaran lingkungan ini.
Analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode atau cara menganalisa dan menguraikan data-data penelitian yang ada dan dikaitkan dengan teori-teori yang ada hubungannya dengan permasalahan guna menarik suatu kesimpulan yang disajikan. Data dikumpulkan dan dianalisis sesuai dengan kodisi yang ada dan ditabulasikan kedalam bentuk tabel sesuai dengan tujuan penulis.
Analisis data secara kualitatif yaitu suatu cara analisis terhadap data dan informasi yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar dikumpulkan secara mendalam dan menyeluruh, dengan penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasil. Analisis kualitatif ini dicari hubungan antara fenomena-fenomena yang ada berdasarkan data informasi yang telah dikumpulkan serta berpedoman kepada landasan teori dan kebijakan yang menjadi gambaran secara lengkap mengenai objek penelitian dan fenomena - fenomena yang melingkupinya sehingga diperoleh penjelasan tentang pokok permasalahan serta membantu mencari pemecahan yang baik dan tepat.
3.4. Konsep Operasional
1. Dampak adalah pengaruh atau akibat yang ditimbulkan berdirinya PKS. Dampak yang di timbulkan ada dua yaitu dampak positif dan dampak negatif.
2. Dampak positif adalah pengaruh atau akibat yang diharapkan dari kegiatan PKS di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar.
3. Dampak negatif adalah pengaruh atau akibat yang tidak di harapkan dari kegiatan yang di laksanakan oleh PKS di Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar.
4. Perubahan sosial adalah perubahan - perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai - nilai, sikap dan pola prilaku di antara kelompok - kelompok dalam mayarakat.
5. Pendapatan adalah hasil dari yang di lakukan/diusahakan oleh kepala keluarga maupun anggota keluarga di mana hasil tersebut dapat berupa barang, uang , maupun jasa. Semakin tinggi pendapatan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat kesejahtraan seseorang demi kelangsungan hidupnya.
6. Pabrik kelapa sawit adalah tepat pegolahan hasil kebun atau tandan buah segar menjadi produk lanjutan yang nantinya perlu di olah lagi di pengolahan berikutnya sehingga menjadi produk yang dapat langsung di gunakan oleh konsumen.
7. Pencemaran lingkungan adalah berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkunagn menjadi kurang atau tidak dapt berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya.
8. Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang di hasilkan dari sisa tanaman yang tertingggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rahim, dkk. 2007. Pengantar Teori Dan Kasus Ekonometrika Pertanian Penebar Swadaya. Jakarta.
Anonim. 2010. Strategi pengembangan dan pemasaran. http://kamaluddin86.blogspot.com.strategi pengembangan-dan pemasaran.html. Di akses pada tanggal 20 desember 2010.
Anonim. Pencemaran alam sekitar. http://www.scribd.com/doc/4927232/Artikel-Pencemaran-Alam-Sekitar#fullscreen:on. Di akses pada tanggal 11 januari 2011.
Dinas Perkebunan Kabupaten Kampar. 2009. Undang – Undang perkebunan.
Fahlepi, Mirsal. A. 2008. Strategi menanggulangi dampak keberadaan pabrik pengolahan kelapa sawit di kabupaten siak. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. (Tidak dipublikasikan).
Fauidyastuti, Yan dkk. 2006. Budidaya Pemanfaatan Hasil & Limbah Analisis Usaha & Pemasaran. Penebar swadaya. Jakarta.
Firdaus, M. 2008. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta
Gunarwan, Suratmo. 1998. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah mada University Press. Jogjakarta.
Kurniawan, D. 2007. Strategi Menanggulangi Dampak Keberadaan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit ( PKS ) Di Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru. (Tidak dipublikasikan).
Pusat Perizinan dan Investasi Departemen Pertanian. 2006. Prosedur Investasi Bidang Usaha Perkebunan Dan Pabrik Pengolahannya. Jakarta. Di akses 10 Desember 2010.
Syahza, A. 2003. Rancangan Model Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan Melalui Pembangunan Agroestat Kelapa Sawit Di Daerah Riau. http://almasdi.unri.ac.id//. Di akses pada tanggal 28 Desember 2010.
2002. Pengaruh Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Ekonomi Regional Daerah Riau. http://almasdi.unri.ac.id. Di akses pada tanggal 25 Desember 2010.
2004. Kelapa Sawit dan Kesejahteraan Petani di Pedesaan Daerah Riau. http://almasdi.unri.ac.id. Di akses pada tanggal 30 Januari 2011.
2009. Kelapa Sawit, Dampaknya Terhadap Percepatan Pembangunan Ekonomi Pedesaan Di Daerah Riau. http://almasdi.unri.ac.id. Di akses pada tanggal 30 januari 2011.
Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil - Hasil Pertanian. Fajar Interpratama. Jakarta.
Soekanto, S. 2005. Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Supardi, I. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestarianya. PT Alumni. Bandung.
Suparmoko, M, Maria R. Suparmoko, 2007. Ekonomi Lingkungan. Bpfe - Yogyakarta. Yogyakarta
LAMPIRAN
No | Perusahaan Kelapa Sawit | Kecamatan | Kapasitas | Pengelolaan Limbah | ||||
1 | PT. Ganda Buanindo | Kampar Kiri | 30 | LA | ||||
2 | PT. Adi Mulya Agri Lestari | Gunung Sahilan | 40 | LC | ||||
3 | PT. Flora Wahana Tirta | Gunung Sahilan | 45 | LA | ||||
4 | PT. Padasa Enam Utama Kokar | XIII Koto Kampar | 60 | LA | ||||
5 | PT. Ciliandra Perkasa | Salo | 30 | LA | ||||
6 | PT. Peputra Masterindo | Tapung | 45 | LC | ||||
7 | PT. Tunggal Yunus Estate | Tapung | 45 | LA | ||||
8 | PT. Rama Jaya Pramukti | Tapung | 60 | LA | ||||
9 | PT. PN V Sei Garo | Tapung | 30 | LA | ||||
10 | PT. PN V Sei Galuh | Tapung | 60 | LA | ||||
11 | PT. Sewangi Sawit Sejahjtera | Tapung | 40 | LC | ||||
12 | PT. Bumi Mentari Karya | Tapung | 45 | BML | ||||
13 | PT. PN V Terantam | Tapung Hulu | 60 | LA | ||||
14 | PT. PN V Tandun | Tapung Hulu | 40 | LA | ||||
15 | PT. Arindo Tri Sejahtera | Tapung Hulu | 45 | LA | ||||
16 | PT. Riau Kampar Sahabat Sejati | Tapung Hulu | 35 | LC | ||||
17 | PT. Subur Arum Makmur | Tapung Hulu | 45 | LA | ||||
18 | PT. Sewangi Sejati Luhur | Tapung Hulu | 60 | LC | ||||
19 | PT. Multi Agro Sentosa | Tapung Hulu | 30 | BML | ||||
20 | PT. Sekar Bumi Alam Lestari | Tapung Hilir | 30 | LA | ||||
21 | PT. Buana Wira Lestari Sikijang | Tapung Hilir | 60 | LA | ||||
22 | PT. Buana Wira Lestari Nagasakti | Tapung Hilir | 60 | LA | ||||
23 | PT. Bina Fitri Jaya | Tapung Hilir | 45 | BML | ||||
24 | PT. Johan Sentosa | Bangkinang Seberang | 45 | LA | ||||
25 | PT. Tasma Puja | Kampar Timur | 30 | LA | ||||
26 | PT. PN V Sei Pagar | Perhentian Raja | 30 | LA | ||||
27 | PT. Bangun Tenera Riau | Perhentian Raja | 20 | BML | ||||
28 | PT. Bina Sawit Nusantara | Kampar Kiri Tengah | 15 | BML | ||||
29 | PT. Swatisidhi Amagra | Kampar Kiri Tengah | 30 | BO | ||||
Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kampar, 2009 | ||||||||
Ket | LC: Limbah Cair dibuang ke media lingkungan LA: Limbah Cair di buang ke lingkungan BML: Bemum Membuang Limbah | |||||||
Lampiran 1. Perusahaan Kelapa Sawit Berdasarkan kecamatan, kapasitas dan pengelolaan, 2009.
KUISIONER PENELITIAN
DAFTAR PERTANYAAN
DAMPAK PEMBANGUNAN PABRIK KELAPA SAWIT (PKS) TERHADAP MASYARAKAT DI KECAMATAN TAPUNG HULU KABUPATEN KAMPAR
No. sampel :
Surveyor : Lamijan
Tgl. Survey :
Kecamatan : Tapung Hulu
Desa/kel :
RT/RW :
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Jenis kelamin : Pria/wanita
3. Umur :…..Tahun
4. Pendidikan formal : SD / SD / SLTP / SLTA / PT (Thn)
5. Pekerjaan Tetap :
6. Pekerjaan Sampingan :
8. Identitas anggota keluarga lainnya :
No | Nama | Jenis Kelamin | Umur (Thn) | Hubungan dengan kepala rumah tangga |
| | | | |
| | | | |
| | | | |
| | | | |
| | | | |
| | | | |
B. Dampak positif dari berdirinya pabrik kelapa sawit
1. Apakah bapak memiliki lahan perkebunan kelapa sawit ? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
2. Ke manakah bapak menjual kelapa sawit tersebut ? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
3. Bagaimana persepsi bapak terhadap PKS ? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
4. Tahun berapakah PKS itu berdiri ? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
5. Apakah pengaruh yang bapak rasakan semenjak berdirinya PKS tersebut? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
6. Adakah perubahan pola hidup bapak semenjak adanya PKS tersebut? ____________________________________________________________ ____________________________________________________________
7. ____ Adakah dampak positif yang bapak rasakan setelah berdirinya pabrik kelapa sawit tersebut :
______ a. Perubahan tingkat pendapatan keluarga? ada/tidak
______ Jika ada,alasannya_____________________________________________
______ ____________________________________________________________
______ ____________________________________________________________
______ b. Pembangunan sarana dan prasarana?ada/tidak
______ Jika ada,alasannya_____________________________________________
______ ____________________________________________________________
______ ____________________________________________________________
c. Pembangunan tempat pendidikan dan tempat – tempat ibadah?ada/tidak
______ Jika ada,alasannya_____________________________________________
______ ____________________________________________________________
______ ____________________________________________________________
d. Kemajuan tingkat pendidikan anak?Ada/tidak
Jika ada, alasanya_____________________________________________
_ ____________________________________________________________
_ ____________________________________________________________
e. Pembangunan tempat – tempat hiburan?Ada/tidak
______ Jika ada,alasanya______________________________________________
_ ____________________________________________________________
_ ____________________________________________________________
f. Adakah kesempatan kerja yang bapak peroleh dari berdirinya PKS tersebut ? Ada/tidak
______ Jika ada, alasanya___________________________________________
___________________________ ______________________________________________________
g. Adakah perubahan lapangan pekerjaan ? Ada/tidak
Jika ada, alasanya ________________________________________
___________________________ ______________________________________________________
h. Adakah pertambahan pembangunan lembaga kemasyarakatan?
_________________________________________________________________________________ ______________________________________________________
i. Adakah perubahan dan perkembangan tingkat penggunan teknologi setelah berdirinya pabrik pengolahan kelapa sawit tersebut? Jika ada, sebutkan! __________
______________________________________________________
______________________________________________________
C. Dampak negatif dari berdirinya pabrik kelapa sawit
8. Adakah dampak negatif yang bapak rasakan dari berdirinya pabrik kelapa sawit tersebut :
a. Pencemaran lingkungan sekitar pabrik ?Ada/tidak
Jika ada, alasanya?______________________________________
___________________________ ______________________________________________________
b. Pencemaran udara di sekitar pabrik? Ada/tidak
Jika ada, alasanya?_______________________________________
______________________________________________________
c. Pencemaran air di sekitar pabrik? Ada/tidak
Jika ada, alasanya?______________________________________
______________________________________________________
d. Pencemaran tanah di sekitar pabrik ? Ada/tidak
Jika ada, alasanya?______________________________________
______________________________________________________
e. Adakah kebisingan/pencemaran suara yang di timbulkan dari beroperasinya pabrik kelapa sawit tersebut? ______________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
f. Adakah tingkat perubahan tingkat keamanan lingkungan?________
______________________________________________________
g. Adakah penyakit yang meyerang masyarakat pada lingkungan sekitar beroperasinya pabrik kelapa sawit tersebut? jika ada, sebutkan! __________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
9. Adakah perubahan sosial budaya yang bapak rasakan ? Ada/tidak
Jika ada, alasanya __________________________________________
______________________________________________________
10. Adakah perkembangan struktur ekonomi yang bapak rasakan ? Ada/tidak
Jika ada, alasanya_______________________________________
___________________________ ______________________________________________________
11. Adakah perhatian dan partisipasi pemerintah dalam pencegahan dampak negatif dari PKS tersebut ?
___________________________ ______________________________________________________
D. Solusi mengatasi dampak pembangunan pabrik kelapa sawit
12. Adakah perhatian pemerintah dalam penanganan limbah pabrik kelapa sawit? Ada/tidak
Jika ada, jelaskan. ______________________________________________
______________________________________________________
13. Tindakan apakah yang di lakukan pemerintah dalam menagani dampak dari pencemaran berikut ini :
a. Pencemaran air?____________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
b. Pencemaran udara?__________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
c. Pencemaran tanah? _________________________________________
__________________________________________________________
__________________________________________________________
d.
0 komentar:
Posting Komentar